Apa Kabar Kamu Disana?. Izinkan Aku Menulis Tentangmu Untuk Yang Terakhir Kalinya.
Ini bukan tentang sudah berapa lama kita bersama, melainkan tentang bagaimana kamu memperlakukan aku sejak kita bersama.
Terima kasih karena kamu, aku kembali percaya meyakini jika jatuh cinta yang bahagia masih ada.
Sebelum bersamamu, hati ini dipatahkan oleh peng-khinatan serta kekecewaan.
Dan kamu, membuat aku kembali yakin dengan kamu, aku dapat sembuh dari rasa kekecewaan masa lampau.
Mungkin aku terlalu cepat jatuh cinta kepadamu. Percayalah jatuh hati kepadamu, tanpa alasan apa pun karena cinta tak memerlukan alasan.
Jangan bertanya apa alasannya, bertanyalah kepada Sang Pencipta.
Aku tidak memiliki rencana untuk jatuh cinta kepada siapa.
Tetapi Tuhan mengarahkan aku kepadamu.
Maafkan telah lancang mencintaimu.
Maafkan telah lancang menyayangimu.
Izinkan, aku belajar mengenalmu perlahan dengan ketulusan serta kasih sayangku.
Andai nanti kamu menemukan alasan untuk pergi dariku, ingalah bagaimana Sang Pencipta pertemukan kita.
Andai nanti kamu menemukan aku salah, ingatkan saja aku.
Jangan kamu jadikan alasan apa pun itu untuk pergi dariku.
Mari kita buktikan bersama-sama kepada alam, kita bisa menjadi kisah bagi dunia.
Karena Sang Pencipta percaya kalau kita bisa.
Baru saja kita akan memulai kisah, yang akan kita buktikan kepada alam, agar menjadi kisah bagi dunia.
Namun patah hati, pengkhianatan serta rasa kecewa, kini terulang kembali.
Sebegitu kejamnyakah dirimu. Sebegitu teganyakah dirimu.
Hingga tak memiliki perasaan. Melukai hati yang tulus tanpa alasan apa pun untuk menyayangi serta mencintaimu.
Harus kuakui, melepasmu adalah kehilangan yang sangat menyakitkan untukku. Butuh banyak waktu untuk menyembuhkan luka ini. Sesekali aku mengutuk diri sendiri. Mengapa harus kamu yang kucinta dengan setulus hati. Yang melukai. BACA SELANJUTNYA >>