PEREMPUAN YANG MENOLAK TUA #part10

 


Terima kasih, Teristimewaku


Mungkin aku terlalu kecil untuk semua harapanmu yang besar. Aku, tetaplah aku. Seseorang yang akan tetap setia menanti, mencintaimu, dan mendoakanmu.


Aku tahu, aku seseorang yang penuh keterbatasan. Tetapi percayalah, aku selalu mengusahakan apa pun yang terbaik untukmu.


Suatu hari nanti, entah kapan, kamu akan mengerti. Kalau besarnya cintaku, tidak akan kamu temui di diri siapa pun, juga di hari harimu selanjutnya, bila kamu temukan seseorang yang begitu mencintaimu, itu adalah aku. Ingat, itu adalah aku.


Melangkahlah menuju semua yang kamu harapkan. Aku berjanji, tak selangkah pun akan meninggalkanmu. Aku akan tetap ada di sini menantimu, dan menjagamu dalam doa doa terbaikku.


Salah satu hari terbaiku adalah ketika aku bertemu denganmu. Lalu dari waktu ke waktu, Tuhan izinkan aku untuk mencintaimu. Perihal mencintaimu, aku tidak pernah menipu. Kesungguhanku atasmu, seharusnya kamu tidak ragukan itu.


Kini, kamu telah jauh dari pandanganku. Kecewa, pastilah kecewa, dan aku pun sedang belajar berdamai dengan kecewa ini. Luka yang karenamu, aku sedang menyembuhkannya dengan percaya akan kedatanganmu dengan membawa cinta yang besar padaku.


Aku tidak akan membencimu. Darimu aku menjadi tahu, cinta lahir bukan karena paksaan. Sebab cinta adalah, ketulusan.


Meski aku telah gagal mendapatkan cintamu, aku tidak mengutukmu sebagai masa lalu yang menakutkan untuk aku melangkah. Banyak pelajaran hidup yang kepadamu Tuhan titipkan untukku.


Semoga setelah hari ini, aku sanggup memulai semuanya yang baru. Dan untuk pengakuanmu, Terima kasih, aku sangat menghargai kejujuranmu, aku tahu bagaimana rasanya trauma itu.


Terima kasih, untuk tidak membiarkanku berlama lama bahagia dalam harapan yang kosong. Kehilanganmu, jujur aku tidak mahu. Melupakammu, sungguh aku tak kuasa untuk itu.


Aku tidak banyak "semoga" untuk kita. Hanya satu saja semoga menjadi pendampingmu adalah salah satu yang menjadi bagian takdirku.


Tuhan tidak pernah salah, tidak pernah. Selalu ada alasan di balik mengapa luka itu harus tercipta, juga mengapa air mata itu harus ada.




Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. 🙏


Hal.10  Selanjutnya>>


Related Posts